A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang
menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan
sehari-hari.
Rumusan dari Dutch (1994), Problem Based Learning (PBL) merupakan
metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”,
bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata.
Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem
Based Learning (PBL) mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan
analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang
sesuai.
Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan
pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan penyelidikan siswa
berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas,
sedangkan Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan
nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan
melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah
sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingka tinggi, pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya
dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan
sekitarnya. Dengan Problem Based Learning (PBL) siswa dilatih menyusun
sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah.
Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk
makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya dalam
ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi.
Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
B. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)
Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem Based Learning
(PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik
sebagai berikut:
- Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar
pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna untuk siswa.
- Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata
pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah
yang diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya,
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
- Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann
penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata.
- Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan,
model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor,
produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.
- Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama
satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam
kelompok kecil.
C. Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap
dengan segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah
memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil.
Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses
tujuh langkah:
- Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada
dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat
setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas
istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
- Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu.
- Menganalisis masalah
Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota
tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang
tercantum pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran
anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini.
- Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain
kemudian dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang
bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmemilah
sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.
- Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu
pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas.
Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat
- Mencari informasi tambahan dari sumber lain
Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan
sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari
informasi tambahan itu, dan menemukan kemana hendak dicarinya.
- Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
D. Kelebihan Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya,
di antaranya sebagai berikut:
- Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
- Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
- Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
- Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
- Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
E. Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran
Problem Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan dalam
penerapannya. Kelemahan tersebut diantaranya:
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba
- Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Sumber:
- M. Taufiq Amir (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Media Group
- Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
- Wina sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Tags:
BERITA